Persona Ketiga—Ia, Dia, -nya dan Mereka

Persona Ketiga—Ia, Dia, -nya dan Mereka

Empat pertanyaan berikut mewakili pertanyaan-pertanyaan yang umumnya muncul seputar penggunaan ia, dia, –nya dan mereka dalam penggunaan bahasa Indonesia baku:

1. Apakah persamaan ia dan dia?

2. Apakah perbedaan ia dan dia?

3. Bagaimanakah penggunaan persona ketiga –nya?

4. Apakah mereka dapat digunakan sebagai kata ganti bukan insan?

Berikut adalah ulasan singkat mengenai penggunaan baku ia, dia, -nya dan mereka untuk menjawab empat pertanyaan di atas yang dikutip dari buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga yang disusun oleh Hasan Alwi, dkk. Sebagian besar contoh kalimat pada artikel ini juga dikutip dari buku yang sama.

1. Apakah persamaan ia dan dia?

Ia dan dia sama-sama merupakan persona ketiga tunggal. Dalam posisi sebagai subjek, atau di depan verba, ia dan dia sama-sama dapat dipakai. Perhatikan contoh berikut:

  • Dia setuju dengan pendapat kami.
  • Ia setuju dengan pendapat kami.

2. Apakah perbedaan ia dan dia?

Dalam posisi sebagai objek, atau terletak di sebelah kanan yang diterangkan, hanya bentuk dia dan –nya yang dapat muncul. Demikian pula kaitannya dengan preposisi, dia dan –nya dapat dipakai, tetapi ia tidak. Perhatikan contoh berikut:

  • Saya sengaja tidak menghubungi dia.
  • Saya sengaja tidak menghubungi ia. – tidak berterima dalam bahasa baku
  • Yang berwarna merah buku dia.
  • Yang berwarna merah buku ia. – tidak berterima dalam bahasa baku
  • Hadiah ini untuk dia.
  • Hadiah ini untuk ia. – tidak berterima dalam bahasa baku

Dalam tulisan ilmiah ia (bukan dia) juga dapat digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang tunggal (bukan insan) yang telah dinyatakan sebelumnya.

  • Sebagai numeralia kolektif, numeralia ini diletakkan di muka nomina; sebagai numeralia tingkat, ia diletakkan di belakang nomina.

3. Bagaimanakah penggunaan persona ketiga -nya?

Seperti halnya persona ketiga dia, bentuk –nya dapat muncul dalam posisi sebagai objek, atau terletak di sebelah kanan yang diterangkan, dan dapat pula diletakkan setelah preposisi. Perhatikan contoh berikut:

  • Saya sengaja tidak menghubunginya.
  • Yang berwarna merah bukunya.
  • Hadiah ini untuknya.

Persona ketiga dalam bentuk –nya dipakai untuk mengubah kategori suatu verba menjadi nominal. Bila –nya dilekatkan pada verba aktif maupun pasif, verba tersebut berubah kategorinya menjadi nominal. Perhatikan contoh berikut.

  • Datangnya kapan?
  • Perginya naik apa?

Persona ketiga –nya juga dipakai sebagai subjek dalam kalimat topik-komen. Perhatikan contoh berikut.

  • Rumah kami atapnya bocor.
  • Pemimpin partai itu pendidikannya hanya sampai sekolah dasar.

4. Apakah mereka dapat digunakan sebagai kata ganti bukan insan?

Pada umumnya mereka hanya digunakan untuk insan. Benda atau konsep yang jamak dinyatakan dengan cara yang lain; misalnya dengan mengulang nomina tersebut atau dengan mengubah sintaksisnya.

  • Wayan membeli empat novel baru. Novel-novel itu nampak sangat menarik.

Akan tetapi pada cerita fiksi atau narasi lain yang menggunakan gaya fiksi, mereka kadang-kadang juga dipakai untuk mengacu pada binatang atau benda yang dianggap bernyawa, speerti terlihat pada contoh berikut.

  • Sejak dulu anjing dan kucing selalu bermusuhan. Tiap kali bertemu mereka selalu berkelahi.
  • Pohon mangga dan buah rambutan ketakutan mendengar bahwa Pak Tani akan menebangnya. Mereka berjanji akan segera berbuah.

Demikianlah ulasan singkat ini. Sampai jumpa pada artikel berikutnya!

Referensi:

Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Dikutip dan dirangkum oleh Luh Windiari

4 thoughts on “Persona Ketiga—Ia, Dia, -nya dan Mereka

Leave a Reply

Discover more from TranslationPapers Bali

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading