Kalau dalam artikel sebelumnya kami pernah membahas tentang 7 Commonly Confused Word Pairs, maka kali ini, masih dalam semangat mengampanyekan penggunaan bahasa yang benar, kami telah mengumpulkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang sering terbalik artinya. Misalnya, kata-kata yang bermakna positif diartikan negatif, atau sebaliknya. Dalam keseharian kita, ada banyak kata yang sudah telanjur salah digunakan. Kalau kita mau tetap berpedoman pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), sudah seharusnyalah kita memperbaiki kesalahan seperti ini. Nah, berikut ini sedikitnya 6 kata dalam bahasa kita yang pengertiannya sering kita balik:
- ABSEN
“Absen” adalah kata kerja yang artinya tidak hadir. Kalau kita berkata, “Saya mau absen dulu” untuk menyampaikan maksud bahwa kita hendak mendaftarkan kehadiran kita, penggunaan kata “absen” jelas tidak tepat. Kalimat itu berarti saya berencana untuk bolos/tidak hadir. Sebaiknya katakan, “Saya mau mendaftarkan kehadiran.”
- ACUH
Di sebuah media, dalam satu beritanya yang berjudul Cuekin Permintaan Maaf Wakil PM, Pendemo Ngotot Terus Berunjuk Rasa, tulisan dimulai dengan kalimat, “Demonstran mengacuhkan permintaan maaf pemerintah” dengan maksud bahwa pendemo mencueki atau tidak memedulikan permintaan maaf tersebut. Padahal, kata kerja “acuh” berarti peduli/mengindahkan. Kalimat itu seharusnya berbunyi, “Demonstran tidak mengacuhkan permintaan maaf pemerintah” yang artinya demonstran tidak memedulikan permintaan maaf pemerintah.
- ABAI
Nah, kasus untuk kata “abai” ini kebalikan dari kasus “acuh” di atas. Kata kerja “mengabaikan” berarti tidak memedulikan, tidak mengindahkan. Kalau penggunaan kata “mengacuhkan” sering absen negasinya, penggunaan kata “mengabaikan” sering disertai kata depan “tidak” yang sebenarnya tidak diperlukan. Sebagai alternatif contoh kalimat di atas, kita bisa menggunakan kata “mengabaikan”: Demonstran mengabaikan permintaan maaf pemerintah.
- GEMING
Ungkapan “diam tak bergeming” sering kita dengar, dan begitu seringnya sampai kita tidak sadar kalau ungkapan tersebut sebetulnya salah kaprah! “Geming” adalah kata kerja yang berarti tidak bergerak sedikit pun. Gunakan “bergeming” saja: Meskipun pertunjukan itu berakhir gemilang, penonton tetap bergeming. Jangan salah lagi ya.
- KASATMATA
Lebih bernilai daripada pesona lahiriah adalah keindahan yang kasat mata. Kalimat ini dalam maknanya. Tapi sayang, ada 2 kesalahan dalam penggunaan kata “kasatmata”. Yang pertama, perlu diketahui bahwa “kasatmata” adalah satu kata. Yang kedua, artinya adalah dapat dilihat/konkret, jadi untuk merujuk ke pengertian tidak tampak oleh mata kita harus menambahkan negasi “tidak”: Lebih bernilai daripada pesona lahiriah adalah keindahan yang tidak kasatmata.
- SERONOK
Ini dia kata yang sudah telanjur mendapatkan konotasi negatif dari pengguna bahasa Indonesia. Sejak kapan ya kata “seronok” ini jadi memiliki arti yang tidak menyenangkan? Kita melekatkan atribut “seronok” pada hal-hal yang mencolok mata, seperti pada penampilan dengan tata rias yang tebal, pakaian yang berwarna menyala dan terbuka, perhiasan yang terlalu ramai, dsb. Padahal, kata sifat ini berarti enak dilihat. “Selebriti itu berpenampilan seronok” berarti selebriti itu berpenampilan indah/enak dilihat.
Marilah kita mulai gunakan keenam kata di atas dengan benar untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman, dan juga sebagai bentuk kepedulian kita terhadap bahasa ibu yang kita cintai ini. Adakah yang bisa menambahkan kata-kata lain dalam bahasa Indonesia yang pengertiannya berkebalikan dari yang tertera di kamus? 😀 😀
Kontributor: Verra Mulianingsih
TranslationPapers Bali
terima kasih atas klarifikasi makna terbalik dari kata-kata di atas. Perlu sekali diperhatikan nih …
wah betul sekali, sering saya bingung mana sebenarnya penggunaan kata yang tepat dalam susunan sebuah kalimat. terutama bagi insan pers mohon gunakan kata yg benar dan tepat. karena berita yang tercetak dibaca orang banyak sehingga orang beranggapan ‘kata’ yang dipakai sudah benar padahal salah.
Salam cinta bahasa Indonesia.